Watch TV on Computer

Minggu, 05 September 2010

PETANI KU ANDALANKU

Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia. NPK yang terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita.
Produk ini dikenalkan oleh pemerintah saat itu sejak tahun 1969 karena berdasarkan penelitin bahwa tanah kita yang sangat subur ini ternyata kekurangan unsur hara makro (NPK). Setelah +/- 5 tahun dikenalkan dan terlihat peningkatan hasilnya, maka barulah para petani mengikuti cara tanam yang dianjurkan pemerintah tersebut. Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1985-an pada saat Indonesia swasembada pangan. Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia.
Mereka para petani juga lupa, bahwa penggunaan pupuk dan pengendali hama kimia yang tidak terkendali, sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin tidak subur, semakin keras dan hasilnya dari tahun ketahun terus menurun.
Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.
System of Rice Intensification (SRI) yang sedang digencarkan oleh SBY adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas hasil juga lebih baik, belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam budidayanya.
Petani kita karena sudah terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sangat berat menerima metoda SRI ini. Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.
Atau mungkin solusi yang lebih praktis ini dapat diterima oleh para petani kita; yaitu “BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK NASA”. Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki oleh pola SRI, tetapi cara pengolahan lahan/tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 60% — 200% dibanding pola tanam sekarang.
Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.
AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI, SIAPA YANG AKAN MEMULAI? KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?

Tidak ada komentar:

PADI HIBRIDA PIONEER TEMBUS 13 TON/HEKTAR

PADI HIBRIDA PIONEER TEMBUS 13 TON/HEKTAR
Pak Mangudi Sedang Panen Padi HIbrida PIONEER 1 (PP1)

Pak Mangudi Karang aren Purbalingga Sedang bergembira karena panennya melimpah

Wah...tidak disangka PP1 benar-benar berkualitas, dari 2 hektar sawah saya bisa mengeluarkan gabah kering giling 26 ton.
Semoga saja PIONEER terus mencipatakan produk yang unggul, Maturnuwun atas informasi dai KIOS SHE-IS.
Mangudi Karangaren Purbalingga
boss-mails.com

PUPUK ORGANIK AJAIB MENDONGRAK PRODUKSI PERTANIAN 300%

PUPUK ORGANIK AJAIB MENDONGRAK PRODUKSI PERTANIAN 300%
PUPUK CAIR BIO SUPER

KOMENTAR PAK HAJI DATUN TENTANG BIO SUPER

Saya mengira sawah yang saya garap hanya mampu menghasilkan 6 tomn/hektar, tetapi alangkah ajaibnya setelah saya memakai BIO SUPER sawah saya kini telah menghasilkan 15 ton per hektar. AJAIB dan saya mengucapakan banyak terimakasih kepada BIO SUPER
DATUN PURBALINGGA